Artikel Terbaru

Trik Pemakaian Kartu Kredit



Ekpansi kartu kredit di Indonesia sedang dilakukan secara besar-besaran. Hal ini juga ditunjang dengan kebiasaan konsumtif orang indonesia. Banyak orang-orang indonesia yang termasuk 'berpenyakit' belanja atau Impulsive Shopper. Target pasar ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para penerbit kartu kredit untuk menggaet orang-orang yang gila belanja.

Pemasaran yang sangat agresif dari penerbit kartu kredit dapat mengakibatkan konsumen lebih konsumtif lagi dan menciptakan pasar konsumen baru yang sebelumnya tidak atau kurang konsumtif menjadi pasar yang konsumtif. Perilaku ini akan sangat berbahaya dimana resiko gagal bayar atau kredit macet dari kredit konsumsi ini akan sangat tinggi seperti yang sedang terjadi di negara maju seperti di Amerika Serikat dan Korea untuk negara Asia.

Terdapat beberapa pos-pos pemasukan bagi perusahaan kartu kredit yaitu bunga dari saldo hutang yang tidak terbayar oleh pemilik kartu kredit, biaya-biaya yang dibebankan kepada pemilik kartu kredit, biaya-biaya yang dibebankan kepada pemilik toko yang barangnya dibeli oleh konsumen dengan menggunakan kartu kredit.

Sebagai Perencana Keuangan dan Konsumen ada baiknya kita mengetahui bagaimana cara kerja sebuah kartu kredit dan bagaimana cara perusahaan kartu kredit mendapatkan keuntungan (make money) dari bisnis mereka sehingga kita bisa mengantisipasinya.

1. Hati-hati dengan biaya keterlambatan pembayaran

Seperti judul, biaya keterlambatan akan dikenakan kepada pemilik kartu kredit yang tidak melakukan pembayaran kartu kredit dengan nominal pembayaran minimum setelah jatuh tempo. Secara rata-rata jumlah biaya keterlambatan pembayaran adalah sebesar 5% dari nominal pembayaran minimum atau minimal Rp. 25,000 dan maksimal Rp. 75,000. Harus diketahui secara lebih detil kapan sebenarnya perusahaan kartu kredit menerima pembayaran kita serta kapan biaya keterlambatan dikenakan. Harus diwaspadai juga pembayaran melalui ATM atau secara online dimana biasanya akan memakan waktu 2 hari sebelum pembayaran kita diterima oleh penerbit kartu kredit. Serta harus diingat pula bahwa semua pembayaran dengan menggunakan ATM atau secara online akan dikenakan biaya yang besarannya antara Rp. 2,000 sampai Rp. 5,000 per transaksi.

2. Hati-hati dengan biaya pelampauan batas kredit

Biaya ini dikenakan kepada pemilik kartu bila pemakaian kartu melewati batas kredit (pagu kredit) yang telah ditentukan. Dengan kartu kredit, peminjam dapat diberikan batasan kredit mulai dari dua juta rupiah sampai puluhan juta atau bahkan ratusan juta rupiah. Pada saat kartu kredit pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat, pemilik kartu kredit tidak dapat menggunakan kartu kredit melebihi jumlah kredit yang telah ditentukan. Apabila mereka melakukan pembelian dengan nominal melebihi batasan kredit tersebut permohon pembelian tersebut akan ditolak karena telah lewat batas kredit.

Sekarang hal tersebut tidak lagi terjadi. Penerbit kartu kredit melihat ada peluang untuk mendapatkan dana dari ketidak hati-hatian pemilik kartu kredit dalam perhitungan dan melakukan transaksi. Saat ini banyak dari penerbit kartu kredit memperbolehkan pemilik kartu kredit untuk melakukan pembelian melebihi batas kredit yang telah ditentukan dan mereka dikenakan biaya kelebihan batas kredit sampai dengan batas pembelian tersebut kembali ke batas kredit normal yang diberikan oleh penerbit kartu kredit. Biaya yang dikenakan antara Rp. 35,000 sampai Rp. 75,000 per bulan sampai batas kelebihan penggunakan kembali normal.

3. Hati-hati dengan penalty APR

Meskipun penalty APR belum diterapkan di Indonesia, bukan mustahil dengan semakin kompetitifnya pemasaran kartu kredit akan dilakukan dikemudian hari. Penalty APR biasanya dimulai dengan iming-iming APR atau suku bunga kartu kredit yang rendah contohnya 1.75% per bulan. Apabila pemilik kartu kredit melakukan satu kali kesalahan misalnya terlambat membayar atau melampaui batas kredit, maka selain dikenakan biaya atas kesalahan tersebut serta merta suku bunga atau APR akan dinaikkan oleh penerbit kartu kredit melebihi dari standar bunga yang berlaku misalnya menjadi 4% per bulan.

4. Hati-hati dengan biaya transfer saldo hutang

Biaya transfer saldo hutang biasanya dikenakan ketika pemilik kartu kredit mendapatkan kartu kredit baru dan menggunakannya untuk membayar saldo hutang pada kartu kredit yang lama. Hal ini biasanya dilakukan apabila kartu kredit baru memberikan penawaran yang lebih menarik (biasanya suku bunga/ APR yang lebih rendah).

Apabila biaya ini dikenakan untuk saldo hutang yang ditransfer maka pemilik kartu kredit harus menghitung lagi apakah bunga rendah di kartu kredit yang baru memberikan penghematan yang lebih besar apabila saldo hutang yang ditransfer dikenakan biaya transfer.

Pemilik kartu kredit diharapkan juga berhati-hati dengan iming-iming suku bunga yang lebih rendah akan tetapi hanya berlaku untuk beberapa bulan pertama (biasanya sekitar enam bulan), kemudian suku bunga akan kembali ke suku bunga awal atau terkadang lebih tinggi dari suku bunga dikartu kredit yang lama.

5. Hati-hati dengan biaya penarikan uang tunai
Penarikan uang tunai dapat dilakukan dengan mengurangi batas kredit yang telah ditentukan. Untuk di Indonesia dana yang tersedia untuk ditarik tunai adalah sebesar 60% dari batas kredit yang diberikan.
Hampir semua penerbit kartu kredit akan mengenakan biaya apabila pemilik kartu kredit mengambil dana tunainya. Biasanya biaya akan dikenakan sebesar 4% dimuka ketika pemilik kartu kredit menarik uang tunai. Kemudian penerbit kartu kredit akan mengenakan suku bunga atau APR yang lebih tinggi untuk hutang uang tunai yang ditarik kartu kredit dibandingkan apabila menggunakan kartu kredit untuk berbelanja.
Secara rata-rata penerbit kartu kredit akan mengenakan suku bunga antara 3.50% - 4.00% per bulan untuk uang tunai yang ditarik, lebih besar dibandingkan maksimal 3.25% per bulan untuk hutang yang dipakai berbelanja dengan kartu kredit.

(Sumber artikel ini ditulis oleh : deka adrianto utomo-merdeka.com)

Pertempuran Bojong Kokosan Sukabumi

Kita semua mengenal dan banyak tahu tentang Palagan Ambarawa, Bandung Lautan Api atau Pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya, tapi banyak yang belum mendengar tentang pertempuran di Sukabumi Jawa Barat, yang juga sangat merugikan bagi pasukan Inggris (sekutu) maupun Belanda. Ini adalah cuplikan dari Buku Pertempuran Konvoy Sukabumi-Cianjur 1945-1946:

Seandainya Eddie Soekardi dan adiknya Harry Soekardi tidak diculik Kempetai dari rumah kediamannya di Gang Ijan Bandung untuk dijadikan tentara PETA (Pembela Tanah Air), mungkin pimpinan penyerangan konvoi di Sukabumi-Cianjur bukanlah mereka. Mereka dikirim ke Bogor untuk digembleng menjadi calon perwira PETA. Ide pembentukan PETA sendiri berdasarkan perundingan rahasia antara Otto Iskandar Dinata, Iyos Wiriaatmaja, dan R. Gatot Mangkupraja. 

Mereka berpikiran jauh ke depan bahwa bangsa Indonesia memerlukan kader-kader militer kelak. Pada tanggal 7 September 1943 Gatot Mangkupradja mengirim surat kepada penguasa militer Jepang agar bangsa Indonesia diperkenankan membantu Jepang di garis depan. Kemudian pada tanggal 3 Oktober 1943 Letnan Jenderal Kumakici Harada memaklumkan pembentukan PETA (hal.36).
Peristiwa penghadangan konvoy sekutu di jalur Sukabumi-Cianjur tahun 1945-1946 ini disebut dengan berbagai sebutan. Ada yang menyebut Perang Bojongkokosan, Palagan Bojongkokosan, Peristiwa Bojongkokosan, atau lebih menyeluruh seperti judul buku yang dibahas. Simpang siurnya penyebutan resmi mungkin diakibatkan “terlupakannya” peristiwa besar ini dalam buku atau catatan Sejarah Indonesia berbeda misalnya dengan penyebutan resmi seperti Palagan Ambarawa, Bandung Lautan Api, atau Peristiwa 10 Nopember 1945 di Surabaya. Saya setuju dengan judul buku, karena pertempuran terjadi dua kali yaitu 9-12 Desember 1945 dan 10-14 Maret 1946 keduanya di jalur Sukabumi-Cianjur. Bojongkokosan hanyalah salah satu tempat peristiwa yang terletak di sebelah barat laut dari kota Sukabumi. Tidak bisa dikesampingkan peran besar Batalyon III Resimen TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Sukabumi yang berkedudukan  di Cianjur.
Tentara Inggris salah satu negara pemenang PD II mengemban misi internasional sekutu yaitu: perlucutan dan pemulangan tentara Jepang, serta pengiriman perbekalan dan pemulangan APWI. Khusus mengenai urusan di bekas Hindia Belanda mereka membentuk AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies). Celakanya mereka terbebani oleh Civil Affairs Agreement yang ditandatangani Belanda dan Inggris tanggal 24 Agustus 1945 yang intinya “Pemerintah Inggris akan membantu mengembalikan kekuasaan Belanda atas wilayah Hindia Belanda”. Ini bertentangan dengan Atlantic Charter (14-08-1941) yang ditandatangani Inggris “Bahwa setiap bangsa berhak menentukan nasib sendiri”. Pada tanggal 29 September 1945 bersamaan dengan kedatangan Panglima Skadron Penjelajah V Inggris Laksamana Muda W.R. Patterson turut pula Ch. O. van Der Plas, Wakil Kepala NICA (Netherlands Indies Civil Administration) untuk membentuk Pemerintahan Sipil Hindia Belanda.

Hilir mudiknya konvoi sekutu Jakarta-Bandung yang melewati Sukabumi tidak menghiraukan kesatuan-kesatuan TKR di wilayah yang dilewati. Padahal misi AFNEI sesuai kesepakatan harus melibatkan TKR. Akhirnya TKR Resimen III Sukabumi di bawah Letkol Soekardi waktu itu masih 29 tahun ingin memberi pelajaran kepada Sekutu. Dilakukanlah herdislokasi empat Batalyon. Batalyon I pimpinan Mayor Yahya B. Rangkuti bersiaga di Jalan raya Ciawi-Cigombong-Cibadak (18 km) sebagai pemukul pertama. Pemukul kedua adalah Batalyon II pimpinan Mayor Harry Soekardi bersiap mulai dari Cibadak hingga Sukabumi bagian barat (18 km). Sedangakan Batalyon IV pimpinan Mayor Abdulrachman ditempatkan di jalan raya Sukabumi bagian timur hingga Gekbrong (15 km). Adapaun Batalyon III pimpinan Kapten Anwar berjaga mulai Gekbrong hingga Ciranjang Cianjur (30km). Dengan kekuatan l.k. 3000 personil dibantu laskar perjuangan dan rakyat mereka bersiaga menunggu konvoi Sekutu yang datang dari arah Jakarta.

Konvoi perbekalan APWI yang dikawal Batalyon 5/9 Jats (Satuan tentara Inggris yang berasal dari Punjab-India) terdiri dari 150 truk yang dikawal Tank Sherman, Panser Wagon dan Brencarrier tanggal 9 Desember 1945 sore memasuki Cicurug. Kepala konvoi mendapat serangan pertama di Bojongkokosan di antara dua tebing, sedangkan ekor konvoi berada di Cicurug mendapat serangan kemudian setelah timbul kepanikan. Akibat penyergapan tersebut keesokan harinya tanggal 10 Desember pagi-pagi RAF memborbardir Cibadak untuk balas dendam. Bombardemen berlangsung hingga pukul 16.00. Dalam buku The Fighting Cock (Doulton, 1951) disebutkan bahwa ini merupakan serangan udara paling dahsyat dalam “perang” di Pulau Jawa. Adapun Batalyon Jats yang tersisa menyatukan diri dan beristirahat di tengah kota Sukabumi.

Pada tanggal 11 Desember 1945 Markas Sekutu di Cimahi mengirim balabantuan Batalyon 3/3 Gurkha Rifles. Tetapi pasukan ini dihadang Batalyon III di sepanjang Jalan Raya Cianjur yang menggunakan taktik “Hit and Run” dengan disiplin tinggi. Meskipun Batalyon Gurkha Rifle dan Jats dapat bergabung pada malam harinya di kota Sukabumi, mereka memohon untuk dapat melanjutkan perjalanan ke Bandung dan tidak diganggu. Akibat peristiwa ini Pemerintah Inggris mendapat kecaman dari berbagai pihak. Akhirnya AFNEI ingin melibatkan TKR untuk mengemban misi internasionalnya. Ini artinya pengakuan terhadap kesatuan TKR dan kedaulatan RI.
Tidak senang dengan keberhasilan diplomasi RI dengan Sekutu, NICA membujuk AFNEI agar memindahkan pusat kekuatan militernya ke Bandung. Sebelum Indonesia merdeka Belanda telah memindahkan Kementrian Peperangan (DVO) dan markas tentaranya ke Bandung, bahkan Bandung telah dipersiapkan untuk Pusat Pemerintahan Hindia Belanda. Dalam pikiran mereka untuk menguasai Indonesia, maka harus dikuasai dahulu Jawa Barat terutama Bandung. AFNEI terbujuk bahkan membiarkan pendaratan besar-besaran tentara Belanda di Tanjung Priuk.

Resimen III TRI Sukabumi kembali ditugaskan menggagalkan rencana AFNEI. Sekutu kembali menggunakan jalur Sukabumi-Bandung, mereka menduga atau mungkin menganggap remeh jalur ini sudah “bersih dan aman”. Tetapi tanggal 10 Maret 1946 Konvoy Tentara Sekutu dari Batalyon Patiala (tentara sewaan berasal dari suku Patiala India) sore hari tepat di jalan raya Cipelang mereka mendapat serangan dari Batalyon II Resimen III TRI Sukabumi. Bagian ekor konvoi dihajar oleh Batalyon I. Ketika memasuki kota Sukabumi mereka mendapat serangan batalyon IV. Kejadian ini mirip dengan Perang Konvoi Pertama tiga bulan sebelumnya. Sekutu tidak mengambil pelajaran. Tanggal 11 Maret malam kembali gabungan pasukan Batalyon I , II, dan IV mengadakan serangan kepada Batalyon Patiala yang terisolasi di tengah kota Sukabumi. Mereka memadukan taktik “hit and run” dan “kirikumi” yaitu serangan yang dilakukan secara mendadak kemudian menghilang dan dilakukan secara rotasi oleh berbagai kompi yang dibantu laskar perjuangan dan rakyat. Pada waktu subuh serangan berakhir.
Tanggal 12 Maret 1946 Markas Tentara Sekutu di Bogor mengirimkan balabantuan pasukan tank Squadron 13 Lancer yang dikawal Pasukan Grenadier. Mereka tiba di Cikukulu Sukabumi sore hari dan mendapat serangan dari Batalyon I dan II. Akhirnya pasukan penolong ini minta tolong kepada pasukan yang ditolong. Sebagian pasukan Patiala dikirim untuk menolong Pasukan Grenadier, tetapi di tengah jalan mereka mendapat serangan lagi dari TRI. Bersamaan itu pula dari Markas Tentara Sekutu di Bandung mengirim Pasukan Rajputana Rifles. Batalyon III yang berkedudukan di Cianjur tidak membiarkan mereka melenggang percuma. Mereka dapat memasuki kota Sukabumi setelah melalui pertempuran berat dan babak belur yang juga diserang oleh kompi-kompi dari Batalyon IV. Setelah 4 satuan tidak berdaya Inggris mengirimkan kembali pasukan Brigade I dari markasnya di Bandung yang dipimpin Brigadier N.D. Wingrove tanggal 13 Maret 1946. Pasukan ini terdiri dari 400 kendaraan termasuk lapis baja dan artileri berat serta 2500 personil yang terdiri dari tentara Inggris dan tentara sewaan dari India. Brigade I tertahan di Ciranjang dan harus bermalam karena mendapat serangan hebat dari Batalyon IV pimpinan Kapten Anwar di jembatan Cisokan.
Tanggal 13 Maret 1946 pukul 20.00 empat kesatuan Tentara Sekutu yang sudah berkonsolidasi di tengah kota Sukabumi kembali mendapat serangan kirikumi. Mereka dalam keadaan terjepit dan terkepung sulit melakukan balasan. Malam itu dirasakan sebagai malam penebar maut. Dr. Hasan sadikin yang menjadi kepala rumah sakit di Sukabumi melaporkan tidak ada pihak TRI maupun rakyat pejuang yang gugur. Hanya 12 orang saja yang terluka ringan pada serangan itu. Dini hari tanggal 14 Maret 1946 pasukan Brigade I Inggris melanjutkan perjalanan untuk membantu konvoi yang terkepung. Sepanjang perjalanan mereka mendapat serangan dari Batalyon III dan IV. Setelah 5 kesatuan itu dapat berkumpul kemudian meninggalkan kota Sukabumi menuju Bandung. Sepanjang perjalanan mereka mendapat gangguan dari penembak jitu Batalyon IV dan III Resimen III TRI. Empat hari empat malam sekutu menderita kekalahan beruntun, walaupun ditopang dengan persenjataan lengkap, kendaraan lapis baja, artileri berat, dan pengintai udara RAF. Dan jangan lupa mereka adalah tentara yang berpengalaman di berbagai medan tempur Perang Dunia II.

Sumber :
Buku Pertempuran Konvoy Sukabumi-Cianjur 1945-1946
Penyusun : Yoseph Iskandar, Dedi Kusnadi, dan Jajang Suryani
Penerbit : Sukardi LTD, PT - Jakarta
Tahun terbit : 1997, Cetakan pertama

Problem Loading Pada Komputer



Dalam memilih komputer ataupun laptop untuk dijadikan alat dalam membantu menyelesaikan pekerjaan atau hal-hal lain seperti game, menonton video, membuat desain grafis  dan lain sebagainya. Pada dasarnya kesukaan terhadap media yang namanya komputer meliputi hamper semua tingkatan baik itu dewasa, remaja bahkan anak-anak sekalipun semua menyukainya walaupun ada batasan tertentu terhadap fungsi komputer. Pada saat mengalami problem dalam hal kecepatan komputer yang kecepatannya lambat dan di bawah rata-rata. Ada beberapa cara mengatasi problem loading komputer di bawah ini.
1. Disable/Matikan Aplikasi Start-Up yang Tidak Penting.

Banyak orang yang baru memiliki sebuah komputer Pc desktop atau laptop tidak tahu bagaimana cara mematikan aplikasi yang tidak penting bahkan terkesan mengganggu pada saat komputer melakukan startup. Cara atau langkah dalam mematikan aplikasi startup sbb:

  • Tekan Tombol Windows + R pada keyboard atau anda bisa mengaksesnya melalui Start » All Program » Accessories » Run.
  • Ketik msconfig kemudian tekan enter

  • Kemudian pilih tab Startup dan untuk mematikan aplikasi startup, hilangkan centang pada aplikasi yang ingin di nonaktifkan atau dimatikan.
  • Selanjutnya klik Apply atau Ok dan dan restart komputer anda

2. Hapus/Uninstall Program yang Tidak Perlu.

Apabila di dalam komputer anda berisi aplikasi yang tidak penting atau tidak pernah digunakan, sebaiknya hapus/uninstall aplikasi tersebut karena membebani komputer pada saat menyala dan cara atau langkah dalam menghapus/uninstall aplikasi sbb:

  • Klik menu Start » Control Panel » Uninstall a Program
  • Kemudian double click pada aplikasi yang ingin dihapus dengan mengikuti perintah proses yang diberikan sampai proses tersebut selesai.

3. Defrag Hardisk Secara Berkala.

Melakukan defrag hardisk komputer bertujuan untuk menyatukan file-file yang sejenis kedalam partisi Hardisk sehingga pada saat proses pengambilan dan pengolahan data yang dilakukan oleh RAM dan Prosessor akan menjadi lebih mudah.

  • Klik menu Start » All Program»Accessories » System Tools » Disk Defragmenter
  • Selanjutnya pilih salah satu partisi Hardisk untuk di defrag kemudian tekan tombol Defragment Disk dan tunggu hingga prosesnya selesai (100%)

4. Hapus Temporary Files.

Menghapus temporary files yang ada pada komputer akan mengurangi isi hardisk karena apabila tidak dihapus, semakin lama akan semakin bertumpuk dan otomatis kalau sudah bertumpuk maka isi hardisk akan semakin penuh sampai batas yang tidak menentu.

  • Tekan Tombol Windows+R pada keyboard atau melalui Start »All Program » Accessories » Run.
  • Ketikkan %temp% kemudian tekan enter
  • Kemudian block semua file tersebut lalu hapus atau delete
  • Ikuti cara langkah no. 1 s/d 3 di atas, tetapi ganti %tempt dengan Prefetch dan Recent.


5. Membersihkan Hardisk (Disk CleanUp).

Disk CleanUp sebenarnya cara kerjanya sama dengan menghapus temporary files, namun bedanya hanya pada tempat penghapusannya.
  • Start » All Program » Accessories » System Tools » Disk Cleanup.

  • Pilih Drive/Partisi yang akan anda bersihkan kemudian klik ok
  • Centang semua file system yang disediakan kemudian OK

6. Matikan Widget Desktop (Khusus Windows 8).

Nonaktifkan semua widget desktop seperti Jam, Image Slider dan lain sebagainya.

Sekian dulu postingan saya kali ini semoga bermanfaat dan sampai jumpa.


Source image : www.dreamstime.com 
Blog flamboyan68.blogspot.com
Apabila anda ingin mendapatkan artikel terbaru dari blog flamboyan68 lewat pesan email gratis. Silahkan tulis alamat email anda di kotak yang tersedia bawah ini


Supported by Blogaul

Sobat Blogger