Vasily
Grigorevich Zaytsev (bahasa Rusia: Василий Григорьевич Зайцев, IPA: [vʌˈsʲilʲɪj
ɡrʲɪˈɡorʲjevʲɪtɕ ˈzajtsɨf]; 23 Maret 1915 – 15 Desember 1991) adalah penembak
runduk Soviet selama Perang Dunia II. Antara 10 November hingga 17 Desember
1942, dalam Pertempuran Stalingrad, Zaitsev berhasil membunuh 225 tentara dan
seorang perwira Wehrmacht.[1] Sebelum 10 November, ia telah membunuh 32 tentara
blok Poros dengan senapan Mosin-Nagant.[1] Antara Oktober 1942 dan Januari
1943, Zaytsev dipastikan telah membunuh 242 orang.
Kehidupan awal
Zaytsev lahir
di Yeleninskoye dan dibesarkan di Pegunungan Ural, tempat ia belajar menembak
rusa dengan kakek dan adiknya. Ketika berusia 12 tahun, ia berhasil membunuh
seekor serigala. Julukannya berasal dari kata zayats dalam bahasa Rusia yang
berarti "kelinci".
Karier perang
Zaytsev
bertugas di Angkatan Laut Soviet sebagai pegawai di Vladivostok. Ketika pasukan
Nazi menyerang Uni Soviet, Zaytsev, seperti banyak rekan-rekannya, secara
sukarela dikirim ke garis depan. Pada saat itu dia sudah mencapai pangkat
Sersan Mayor.
Perang Dunia
II
Pada tanggal
22 September 1942, Zaytsev menyeberangi Sungai Volga dan bergabung dengan
Resimen Senapan 1047 dari Divisi Senapan ke-284, Angkatan Darat ke-62, yang
dipimpin oleh Jenderal Nikolai Batyuk. Suatu hari, komandan Zaytsev
memanggilnya dan menunjuk seorang tentara musuh dalam sebuah jendela yang 800
meter jauhnya. Zaytsev membidiknya dengan senapan Mosin-Nagant, dan dengan satu
tembakan, prajurit tersebut tewas. Tak lama kemudian, dua tentara Jerman
lainnya muncul di jendela untuk memeriksa perwira mereka yang gugur. Vasily
melepaskan dua tembakan lagi, dan mereka tewas. Karena keberhasilan ini, Vasily
mendapat Medali Keberanian dan senapan runduk.[2] Namanya terangkat oleh
propaganda yang menyebutnya sebagai pahlawan dan teladan untuk tentara lain.
Dengan kemampuannya sebagai penembak runduk, Vasily mendirikan sekolah pelatihan
penembak runduk di pabrik Metiz. Muridnya dijuluki zaichata, yang berarti bayi
kelinci. Diperkirakan bahwa penembak runduk yang dilatih Zaytsev telah membunuh
lebih dari 6.000 tentara musuh selama Perang Dunia II.
Zaytsev turut serta
dalam pertempuran Stalingrad hingga Januari 1943, ketika serangan mortir
mencederai matanya. Ia dibawa ke Profesor Filatov, yang kemudian berhasil
memulihkan penglihatannya. Pada 22 Februari 1943, Zaytsev dianugerahi gelar
Pahlawan Uni Soviet. Dia kemudian kembali ke garis depan dan menyelesaikan
perang di Dataran Tinggi Seelow, Jerman, dengan pangkat militer Kapten.
Setelah
perang, Zaitsev menetap di Kiev. Ia lalu masuk ke universitas tekstil sebelum
memperoleh pekerjaan sebagai insinyur. Dia menjadi direktur pabrik tekstil di
Kiev, dan tetap di kota itu sampai ia meninggal pada tahun 1991, hanya 10 hari
sebelum jatuhnya Uni Soviet. Zaitsev dimakamkan di Kiev, meskipun ia meminta
dimakamkan di Stalingrad.
Penembak jitu
(sniper) ternyata menjadi salah satu bagian penting dari kisah Perang Dunia II.
Satu kisah heroik adalah pertempuran di Stalingrad. Peran penembak jitu dari
tentara Rusia (dahulu lazim disebut Uni Soviet) disini adalah sebagai kunci
untuk mengganggu dan menggoyahkan semangat tentara Jerman. Kedahsyatan
peristiwa di Stalingrad tersebut menyebabkan sosok penembak jitu menjadi sangat
terkenal. Satu dari mereka adalah Vassili Zaitsev. Orang ini menjadi sangat
terkenal setelah media memberitakan bahwa dia telah membunuh 40 orang serdadu
Jerman seorang diri dalam waktu 10 hari. Ketrampilan menembak jitu ini
diperoleh dari kebiasaannya berburu rusa di hutan sekitar Elininski, kampung
halamannya di kaki gunung Ural.
Tanggal 20
September 1942, Zaitsev pergi menuju Stalingrad untuk bergabung dalam Divisi
Penembak 284. Kesuksesan misinya menyebabkan dia menjadi incaran Jerman. Oleh
karena itu, dikirimlah Mayor Konig langsung dari Berlin untuk menghentikan aksi
para penembak jitu andalan Rusia, utamanya Zaitsev. Gerak langkah para prajurit
Rusia dipelajarinya dari hasil interogasi dengan para tawanan. Antony Beevor
menuliskan bahwa seperti halnya Zaitsev, Koning pertama kali merencanakan
taktik di lapangan dengan media para korbannya sebelum memulai usaha pembunuhan
terhadap para penembak jitu Rusia. Saat dua orang penembak jitu Rusia terbunuh,
Zaitsev segera memulai aksi pembalasan. Lucunya, Danilov dengan bodohnya
membuka rahasia posisi Zaitsev. Danilov ini adalah seorang perwira Rusia yang
bertugas mengobarkan semangat juang prajurit Rusia lewat aksi-aksi
propagandanya di media.
Duel seru ini
berlangsung selama beberapa hari. Akhirnya Zaitsev menemukan posisi Koning
dengan bantuan Zulikov (asistennya) sebagai umpan. Disini Zulikov sengaja
membuat posisi yang terlihat musuh dengan cara meletakkan helmnya diatas
tembok. Begitu melihat keadaan ini, Konig membidik umpan tersebut. Zaitsev
Konig membuat kesalahan yang sangat fatal dengan berteriak secara berlebihan
saat dia mengekspresikan keyakinannya telah berhasil membunuh Zaitsev. Saat itu
juga Zaitsev membunuhnya dengan satu tembakan. Senapan legendaris milik Zaitsev
ini konon banyak yang
mengincarnya dan masih
dapat dilihat di museum angkatan bersenjata Rusia di Moskow. Pemerintah Rusia
menganugerahi penghargaan tertinggi kepadanya.
Sekian dulu postingannya semoga bermanfaat dan sampai jumpa...
Sekian dulu postingannya semoga bermanfaat dan sampai jumpa...
2 Responses to "Vasily Sniper Legendaris Dari Soviet"
mantab sob, crtnya sm kyk di call of duty 1...
Terima kasih koment nya gan..
Post a Comment